Sejumlah wilayah di Jakarta, seperti kawasan Cengkareng dan Kampung
Melayu, mengalami banjir. Secara mudah, bisa dikatakan bahwa banjir
disebabkan oleh hujan ataupun tata ruang. Namun, bagaimana menerangkan
banjir Jakarta dua hari ini secara meteorologis?
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan, banjir yang terjadi dua hari ini di Jakarta disebabkan oleh curah hujan yang sedang merata di wilayah Jabodetabek.
"Dua hari ini, curah hujan merata di Jakarta, sekitar 40-100 mm. Beberapa wilayah lebih tinggi, seperti di kawasan Cengkareng yang mencapai 60 mm. Sementara Bogor dan Puncak mencapai 100 mm dan Tanjung Priuk mencapai 80 mm," urainya.
Curah hujan yang merata, meskipun dengan intensitas tak begitu tinggi, menyebabkan volume air yang menggenang besar. Air memenuhi saluran drainase dan permukaan. Kala tak tertampung, air meluap.
Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/1/2013), mengungkapkan, "Banjir diakibatkan oleh dua faktor, air kiriman dari Bogor dan air yang memang di Jakarta. Saat air belum sepenuhnya mengalir, sudah datang kiriman. Maka terjadilah banjir."
Di beberapa daerah di Jakarta, air sulit surut. Hal tersebut terkait dengan bulan yang mendekati purnama. Purnama mengakibatkan air pasang sehingga aliran air dari sungai di daratan mengalami gangguan.
Dalam dua hari ke depan, intensitas hujan di Jakarta cenderung turun. Namun, penurunan akan diikuti oleh kenaikan curah hujan di beberapa hari berikutnya. Warga Jakarta masih perlu mengantisipasi hujan dan banjir.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerangkan, banjir yang terjadi dua hari ini di Jakarta disebabkan oleh curah hujan yang sedang merata di wilayah Jabodetabek.
"Dua hari ini, curah hujan merata di Jakarta, sekitar 40-100 mm. Beberapa wilayah lebih tinggi, seperti di kawasan Cengkareng yang mencapai 60 mm. Sementara Bogor dan Puncak mencapai 100 mm dan Tanjung Priuk mencapai 80 mm," urainya.
Curah hujan yang merata, meskipun dengan intensitas tak begitu tinggi, menyebabkan volume air yang menggenang besar. Air memenuhi saluran drainase dan permukaan. Kala tak tertampung, air meluap.
Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/1/2013), mengungkapkan, "Banjir diakibatkan oleh dua faktor, air kiriman dari Bogor dan air yang memang di Jakarta. Saat air belum sepenuhnya mengalir, sudah datang kiriman. Maka terjadilah banjir."
Di beberapa daerah di Jakarta, air sulit surut. Hal tersebut terkait dengan bulan yang mendekati purnama. Purnama mengakibatkan air pasang sehingga aliran air dari sungai di daratan mengalami gangguan.
Dalam dua hari ke depan, intensitas hujan di Jakarta cenderung turun. Namun, penurunan akan diikuti oleh kenaikan curah hujan di beberapa hari berikutnya. Warga Jakarta masih perlu mengantisipasi hujan dan banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar