Ilustrasi. (Foto: Okezone)
"Contoh dari nol persen sekarang sudah 40 persen pasokan gas untuk domestik." ujar Jero kepada wartawan seusai menghadiri peluncuran buku penghematan energi, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Menurut jero, saat ini kebutuhan gas dalam negeri semakin meningkat dengan bertumbuhnya perekonomian Indonesia, oleh sebab itu pihaknya akan berupaya memasok kebutuhan gas dalam negeri dengan merenegoisasi kontrak penjualan gas.
"Nah gas sebagaian masih di ekspor. Kebutuhan dalam negeri naik. Karena itu kita alihkan dalam negeri banyak," ungkap Jero.
Namun, meski ada renegoisasi kontrak penjualan gas dengan mengurangi pasokan gas ke luar negeri, pihaknya masih akan menjual gas, pasalnya pendapatan negara salah satunya bersumber dari penjualan gas ke luar negeri.
"Tapi ekspor penting, pertama karena kontrak jangka panjang. Kedua karena memang itu revenew. Kan USD18 ini kan uangnya untuk rakyat," jelasnya.(wan)
Lanjut Jero, jika ditemukan sumber gas baru, gas yang dihasilkan tersebut akan perioritaskan untuk kebutuhan domestik. "Hal tersebut bisa dilakukan karena sumber gas baru belum ada kontrak penjualannya, sedangkan untuk sumur gas lama secara bertahap akan dialihkan ke dalam negeri," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar